Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis yang didasarkan
pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala
alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya,
ternyata banyak proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau
lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada,
seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam
berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam
seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal
yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu,
yaitu alam semesta yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya,
termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
Rasa ingin tahu dan
terbentuknya ilmu pengetahuan Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga
mempunyai daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya
mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk
kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan
perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke
masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia di samping
mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu,
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang
diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu manusia
tersebut selalu berkembang ( curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin
berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Secara sederhana
perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau“what” tentang
sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how ” danmengapa
atau “why”.
Sebagai contoh adalah
perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan
yang diajukanoleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda
tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang
akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah
usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah
“mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis?
Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru
dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir
pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang
segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta
ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan
kepada generasi berikutnya, ditambah denganpengetahuan yang diperoleh saat itu
maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari
generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di
atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin
tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan
berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang
terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
- Ilmu Pengetahuan Zaman Purba
- Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno
- Ilmu Pengetahuan Zaman Renaissance dan Modern
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar